Gedung Pondok Pesantren

Suasana belajar

Suasana belajar

Jumat, 13 Maret 2009

Sebuah Ketauladanan

Keteladanan Sang Nabi
Pada suatu hari diberitakan ada keluarga Muslim yang mengalami musibah kematian. Rasulullah merupakan orang pertama yang datang melayat ke rumah duka. Berikutnya, para tetangga, kerabat, sanak famili, dan handai tolan, datang pula berduyun-duyun untuk menyatakan duka dan belasungkawa. Dalam kerumunan para pelayat itu, Nabi menegaskan kembali misi utama kerasulannya, yaitu membangun dan mewujudkan kasih sayang.

Dalam kesempatan itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Saudara-saudaraku, kalau ada di antaramu seseorang yang mati meninggalkan harta, maka hartanya itu harus dibagikan kepada ahli warisnya. Dan kalau ada yang mati meninggalkan utang yang besar atau tanggungan keluarga yang banyak, maka hendaklah kalian datang kepadaku, karena akulah penolong dan pelindungnya.'' (HR Muslim).

Apa yang dilakukan dan ditunjukkan Nabi di atas tak lain adalah wujud dari kasih sayangnya. Seperti dikemukakan, salah satu misi utama kerasulan beliau adalah membangun dan mewujudkan kasih sayang bagi seluruh alam. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, ''Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.'' (Al-Anbiya: 107).

Kasih sayang Rasul dapat dilihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, beliau memiliki sifat lemah lembut kepada para sahabatnya, memaafkan mereka, bahkan memohonkan ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahan mereka (Ali Imran: 159). Beliau juga pengasih dan penyayang. Firman Allah SWT, ''Sesungguhnya telah datang seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat mengharapkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.'' (At-Taubah: 128).

Menurut ulama besar Rasyid Ridha, ada tiga sifat Nabi yang sangat utama berdasarkan ayat di atas. Pertama, kepekaan sosial (sense of crisis) yang sangat tinggi, sehingga beliau dapat merasakan kesulitan dan penderitaan orang lain. Kedua, semangat kemajuan (sense of achievement), sehingga beliau tidak pernah berhenti berjuang dan bekerja keras untuk kemajuan dan kebahagiaan umat. Ketiga, pengasih dan penyayang. Sifat yang ketiga ini juga merupakan sifat Tuhan dan merupakan salah satu dari Nama-Nya Yang Indah (Asma' al-Husna).

Selanjutnya, Rasyid Ridha mengimbau kaum Muslim, khususnya para pemimpin, agar meneladani sifat-sifat Nabi yang amat mulia itu. Menurut Ridha, seorang pemimpin, baik pemimpin masyarakat apalagi pemimpin bangsa dan negara, wajib hukumnya memiliki tiga sifat Nabi seperti disebutkan di atas. Alasannya, menurut Ridha, tanpa tiga sifat itu seorang pemimpin tidak akan pernah memikirkan kepentingan dan kesejahteraan umat.

Kasih sayang memang tak cukup hanya diucapkan, tetapi harus dibuktikan. Sebagaimana Rasulullah telah membuktikannya, maka setiap Muslim, setingkat dengan kemampuan yang dimiliki, harus berusaha mewujudkan kasih sayang itu dalam kehidupannya, sehingga kehadirannya di tengah-tengah masyarakat benar-benar dirasakan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Wallahu a'lam.
Al-Husein cucu beliau menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata: “Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, ayahku menuturkan:

“Beliau shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa tersenyum, luhur budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja yang mengharapkanya pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas. Beliau meninggalkan tiga perkara: “riya’, berbangga-bangga diri dan hal yang tidak bermanfaat.”

Perubahan Yang ditunggu di Indonesia

Perubahan Bangsa Indonesia

Bangsa Inondesia yang memiliki begitu banyak sumber daya alam yang berlimpah, dan berbagai budaya yang beraneka ragam serta karya seni yang menakjubkan. Sudah seharusnya bangsa ini YAKIN akan perubahan dan BANGGA sebagai bangsa sendiri yang bisa menjadi pemimpin bangsa lain di dunia.
Keyakinan ini harus tetap terpatri di dalam jiwa bangsa ini, dalam setiap langkah dan pengambilan kehbijakan. Baik individu, masyarakat, wakil rakyat dan pemerintah. Demi sebuah perubahan, setiap langkah dan pikiran diperjuangkan untuk kemajuan bangsa kita tercinta INDONESIA.

Diperlukan hal-hal berikut untuk mewujudkannya:

 Harus ada GERAKAN bersama semua pihak untuk Indonesia Raya (Kekompakan&Kebersamaan)
 Bersama bergerak PEDULI terhadap terpenuhinya keinginan rakyat Indonesia yang berkesinambungan (kepekaan sosial)
 Terbukanya peluang PENGUSAHA untuk berinvestasi di negeri ini dan terciptanya TENAGA KERJA yang dibutuhkan.
 Menanamkan NILAI-NILAI kepada masyarakat, wakil-wakil rakyat dan pemerintah untuk bersama BERKARYA dan PEDULI terhadap kemajuan bangsa ini.
 Siapapun pemimpinnya dan siapapun wakil rakyatnya harus berjuang dari HATI NURANINYA sendiri, bukan untuk menambah kekayaan pribadi dan kelompoknya melainkan untuk RAKYAT.